BAHAYA GARAM ALUMINIUM DALAM PRODUK DEODORAN

Aluminium, anti-perspirant, keringat

apt. Anarisa Budiati, M.Farm.

11/29/20242 min read

Bau badan disebabkan oleh bakteri anaerobik yang ada di tubuh kita. Saat keringat bertemu dengan bakteri yang ada di tubuh, bakteri ini akan mengubah keringat menjadi asam. Bakteri ini dapat berkembang biak melalui keringat sebagai medianya dan menghasilkan ‘bau badan’. Selain bakteri, bau badan dapat disebabkan oleh beberapa hal lain seperti obesitas, konsumsi obat-obatan tertentu, penyakit (misalnya diabetes), konsumsi makanan tertentu dan infeksi. Dari sini kita bisa melihat bahwa keringat merupakan suatu hal yang normal terjadi dan tidak perlu dihilangkan, sedangkan bau badan merupakan hal lain yang terjadi akibat pola hidup dan makanan kita.

Deodoran, seperti namanya de-odor adalah penghilang bau. Deodoran di formulasikan untuk menghilangkan bau badan namun tidak menghambat produksi keringat. Ketika kita menggunakan deodoran, perlu dipahami bahwa kita akan tetap berkeringat. Deodoran akan membuat kulit kita asam sehingga tidak menjadi sarang bakteri yang berpotensi beraksi dengan keringat kita dan menghasilkan bau badan. Deodoran biasanya mengandung parfum sintetis untuk menyamarkan bau badan. Anti-perspirant lain halnya dengan deodoran, anti-perspirant berfungsi untuk menghambat keluarnya keringat.

Anti-perspirant yang ada di pasaran biasanya menggunakan senyawa aluminum, seperti aluminum chloride dan aluminum chlorohydrate. Senyawa aluminum ini berguna untuk menghambat keluarnya keringat. Ketika senyawa aluminum bereaksi dengan keringat, aluminum berubah menjadi gel yang menghambat saluran keringat.

Gambar. Proses penghambatan keluar keringat oleh anti-perspirant

Penelitian menyatakan bahwa Aluminum pada anti-perspirant yang digunakan setiap hari di area ketiak dapat diserap dan masuk kedalam kulit sehingga mepengaruhi kerja hormon estrogen. Hormon estrogen disinyalir dapat menyebabkan kanker payudara. Namun, hingga sekarang belum ada studi yang bisa mengkonfirmasi hubungan lansung penggunaan Aluminum dengan pertumbuhan sel kanker pada jaringan payudara. Hal yang sama juga dinyatakan oleh American National Cancer Institute, Cancer Research UK, the American Cancer Society. Saat ini, dibutuhkan riset dan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan langsung antara penggunaan Aluminum pada anti-perspirant dengan kanker payudara.

Selain kanker payudara, penggunaan Aluminum juga diduga menjadi penyebab penyakit Alzheimer. Sebuah studi di tahun 1985 menemukan bahwa pasien Alzheimer memiliki kandungan Aluminum dengan kadar yang sangat tinggi di otak mereka. Namun, menurut Alzheimer Association, kadar Aluminum di otak penderita Alzheimer dapat berasal dari banyak hal seperti panci, kaleng, obat-obatan, bukan hanya berasal dari anti-perspirant. Menurut Alzheimer Association, penelitian saat ini belum bisa mengkonfirmasi hubungan langsung penggunaan Aluminum pada produk anti-perspirant dengan potensi penyakit Alzheimer.

Aluminum terdapat di alam sebagai bahan tambang yang tidak dapat diperbarui dalam bentuk Aluminium silicate. Untuk bisa digunakan sebagai bahan aktif di deodoran dengan kandungan anti-perspirant, Aluminium silikat melalui proses pemurnian yang panjang, membutuhkan energi yang besar sehingga menghasilkan emisi atau jejak karbon yang tinggi. Proses pemurnian Aluminum juga menghasilkan limbah buangan yang mencemari lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa Aluminum salts dapat mencemari air membuat air menjadi asam dan beracun bagi tanaman dan hewan yang hidup di lingkugan tersebut.

Permasalahan tentang bau badan, bukan lah hal yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Untuk megurangi bau badan, kita bisa mencoba menerapkan poa hidup sehat seperti rajin berolahraga dan juga mengatur asupan gizi kita, misalnya dengan mengurangi makanan berlemak dan berminyak. Selain itu, kita bisa mencoba beralih ke deodoran berbahan natural, sehingga aman untuk kulit dan aman untuk bumi.


Sumber:

https://sustaination.id/deodorant-dan-anti-respirant/