EFEK IRITASI BAHAN SODIUM LAURIL SULFAT DALAM PRODUK KOSMETIK

Sodium Lauril Sulfat (SLS), surfaktan, iritasi

apt. Anarisa Budiati, M.Farm.

11/15/20241 min read

Surfaktan merupakan suatu molekul dengan rantai hidrokarbon panjang dengan gugus ujung bersifat polar atau ionik yang berfungsi untuk mengangkat dan mengikat kotoran dari suatu permukaan dengan cara menurunkan tegangan antar muka. Bahan surfaktan sintetik yang sering digunakan sebagai bahan baku sediaan dipasaran adalah Natrium Lauril Sulfat. Natrium lauril sulfat memiliki nama lain Sodium Lauril Sulfate, SLS, Dodecyl sodium sulfat, Sodium monolauril sulfat (1).

SLS merupakan golongan surfaktan anionik yaitu surfaktan yang mengandung muatan ion negatif. Jenis surfaktan ini merupakan bahan yang paling banyak dipakai dalam industri yang merupakan komponen yang banyak terdapat dalam formulasi sampo (2). Meskipun merupakan pembersih yang baik, namun pada konsentrasi tinggi, SLS mempunyai kecenderungan untuk mengiritasi kulit kepala dan menghilangkan beberapa komponen lipid dari kutikula rambut.SLS memiliki efek toksisitas sedang berupa efek akut seperti iritasi kulit, iritasi mata, iritasi membran mukosa, dan iritas pada lambung jika tidak sengaja tertelan (3).

Gambar. Bahan kosmetik Sodium Lauril Sulfat

Penelitian dilakukan untuk menguji efek negatif iritasi pada kulit pada penggunaan SLS sebanyak 10% yang dilakukan dengan menggunakan enam kelinci albino galur New Zeland dewasa berkelamin jantan. Pencukuran bulu kelinci dilakukan 24 jam sebelum diberikan bahan uji. Bahan uji diberikan dengan cara patch test tertutup. Pengamatan dilakukan pada jam ke 24, 48 dan 72 setelah pemberian bahan uji. Area uji diperiksa dan diamati perubahannya sebagai reaksi kulit terhadap bahan uji dan dinilai indeks iritasi kulit. Berdasarkan hasil uji iritasi pada enam kelinci putih galur NewZealand menunjukkan bahwa Sodium Lauril Sulfat pada konsentrasi 10% mengalami iritasi sedang pada kulit (1).


Sumber:

  1. A., Dewantara I. G. N., et al. "Uji Eritema Dan Edema Secara in Vivo Pada Natrium Lauril Sulfat 10%." Jurnal Farmasi Udayana, vol. 4, no. 2, 2015.

  2. Permono, Ajar. 2002. Membuat Sampo. Yogyakarta: Puspa Swara.

  3. Behn, S., AK Taylor, SC Owen, PJ Weller dan KK Singh. 2005. Sodium Lauryl Sulfate. In: -Arthur H,K., editor. Handbook of Pharmaceuticals Excipients 3rd Ed.London-United Kingdom: Pharmaceutical Press. 487-480.